Kampung Jajan dari Berbek
07 Juni 2025
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Sidoarjo
Sidoarjo – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) terus melakukan
langkah strategis dalam menata kawasan tanggul Lumpur Sidoarjo agar menjadi
destinasi wisata yang aman, tertib, dan layak dikunjungi.
Langkah ini diwujudkan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi (monev)
lapangan yang digelar langsung di kawasan tanggul lumpur. Kegiatan tersebut
menjadi bagian dari upaya merespons banyaknya laporan masyarakat terkait adanya
unsur premanisme di area tersebut serta potensi kerawanan yang dapat mencoreng
citra Sidoarjo sebagai daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan monev ini, turut hadir dan terlibat sejumlah pihak lintas
sektor, antara lain perwakilan dari Bidang Pariwisata Disporapar Kabupaten
Sidoarjo, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Bappeda, Satpol PP, kepala
kewilayahan dari Kecamatan Porong dan Kecamatan Tanggulangin, Kepala Desa
setempat, serta perwakilan dari para pelaku ojek lumpur yang selama ini
beroperasi di sekitar kawasan.
Melalui kegiatan ini, pemerintah daerah ingin memastikan bahwa proses penataan
tidak hanya berorientasi pada estetika dan infrastruktur, tetapi juga pada
aspek keamanan, ketertiban, serta keberlanjutan ekonomi masyarakat yang selama
ini menggantungkan penghidupan dari kawasan tersebut.
Seperti diketahui, pihak pengelola kawasan yakni PPLS (Pusat Pengendali Lumpur
Sidoarjo) dalam waktu dekat akan memasang ikon tulisan besar di sepanjang
tanggul sebagai bagian dari upaya branding kawasan. Hal ini diyakini akan
menarik perhatian dan kunjungan masyarakat yang ingin berswafoto atau sekadar
menikmati suasana di sekitar tanggul. Oleh karena itu, pengelolaan kawasan
harus disiapkan secara matang agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Disporapar Sidoarjo bersama Pemerintah Desa dan PPLS juga mulai merancang
pendekatan partisipatif dengan masyarakat, khususnya para ojek lumpur, agar
dapat difasilitasi secara tepat. Salah satu upaya yang dikaji adalah membentuk
mereka menjadi bagian dari kelompok sadar wisata (pokdarwis), yang nantinya
akan diberikan pendampingan dan pelatihan sebagai pemandu wisata resmi oleh
Disporapar.
Lebih lanjut, penataan kawasan juga mencakup penyediaan fasilitas penunjang
seperti area parkir yang memadai, pengaturan jalur akses yang aman, serta moda
transportasi wisata yang ramah dan terintegrasi.